01. Pengantar
Setiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat sintaktis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat.
Fungsi sintaktis utama dalam bahasa adalah predikat (P), subjek (S), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K). Di samping itu ada fungsi lain seperti atributif (yang menerangkan), koordinatif (yang menggabungkan secara setara), dan subordinatif (yang menggabungkan secara bertingkat), yang akan dibicarakan dalam pembahasan tentang kalimat majemuk.
P sering disebut sebagai pusat kalimat, sedangkan S merupakan pendamping P. Dalam bahasa Indonesia, S biasanya terletak di muka P. Unsur O dan Pel merupakan unsur lain dalam kalimat di samping S dan P. Pel. sering pula disebut dengan istilah komplemen.
02. Perbedaan Antara Objek dan Pelengkap
Objek (O) dan Pelengkap (Pel) merupakan unsur pendamping P di samping S. Orang sering bingung membedakan antara O dan Pel. Hadirnya S, O, maupun Pel sangat tergantung pada jenis dan kodrat P yang menjadi pusat kalimat. Berikut ini akan dipaparkan perbedaan antara O dan Pel.
a. Objek (O)
O bisa dikenali lewat dua cara, yaitu (1) dengan melihat jenis P-nya, dan (2) dengan memperhatikan ciri khas O itu sendiri. Dengan melihat jenis P-nya, dapat dikatakan bahwa P berstatus aktif dan transitif. P yang berstatus aktif-transitif tersebut sering ditandai dengan afiks -kan, -i, dan per-. Dengan melihat ciri khas objek itu sendiri dapat dirinci sebagai berikut: (a) kategori katanya berupa nomina (kt. benda), (b) berada langsung di belakang kata kerja aktif transitif tanpa preposisi (kata depan), (c) dapat menjadi S dalam kalimat pasif, dan (d) dapat diganti dengan -nya, -ku, dan -mu. Untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh kalimat berikut ini.
1. (a) Ibu menanak nasi.
S P O
(b) Nasi ditanak ibu. (pasif)
S P O
(c) Ibu menanaknya.
Jika diperhatikan kalimat 1(a) di atas nasi berkedudukan sebagai O, karena termasuk kata benda, bisa dipasifkan dan berkedudukan sebagai S, dan dapat diganti dengan -nya.
b. Pelengkap (Pel.)
Pel. sering dicampuradukkan dengan O. Hal ini sering terjadi mengingat Pel ada kemiripan dengan O. Baik O maupun Pel sering berwujud nomina (kt. benda), dan keduanya juga sering menduduki tempat yang sama, yakni di belakang kata kerja. Tetapi ada ciri khas Pel. yang membedakannya dengan O. Ciri khas tersebut adalah (a) Pel. bisa berupa kata benda, kata kerja, maupun kata sifat., (b) Pel. selalu berada di belakang kata kerja semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi (kata depan), (c) kalimat yang ber-Pel. tidak dapat dipasifkan; seandainya dapat Pel. tidak akan menduduki jabatan S, (d) Pel. tidak dapat diganti dengan -nya; kecuali jika didahului oleh proposisi selain di, ke, dari, dan akan. Untuk lebih jelasnya perhatikan kalimat berikut.
2 (a) Hal ini merupakan masalah penting.
S P Pel.
(b) *) Masalah penting hal ini merupakan. (tidak gramatikal)
(c) *) Hal ini merupakan masalahnya. (tidak gramatikal)
Dari contoh kalimat 2 (a) di atas tampak jelas bahwa masalah penting merupakan Pel. karena kalimat tersebut tidak dapat dipasifkan dan tidak dapat diganti dengan -nya.
03. Kesimpulan
Untuk lebih jelasnya perhatikan matrik perbedaan antara O dan Pel berikut ini
No. | Objek | Pelengkap |
1 | kategori katanya berupa kata benda | Kategori katanya bisa kata benda, kata kerja, atau kata sifat. |
2 | berada langsung di belakang kata kerja aktif transitif tanpa preposisi | berada di belakang kata kerja semitransitif atau dwitransitif, dan dapat didahului oleh preposisi. |
3 | dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif | kalimatnya tidak dapat dipasifkan, jika dapat pelengkap tidak dapat menduduki jabatan subjek |
4 | dapat diganti dengan -nya | tidak dapat diganti dengan -nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan. |
0 comments:
Posting Komentar